(voa-khilafah.co.cc) - KH Maulana Kamal Yusuf, salah satu ulama besar di Jakarta yang juga menjabat Rois Suriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, mengatakan, hari ini, Selasa (30/8), sudah masuk 1 Syawal 1432 H. Bagi umat muslim yang masih melaksanakan ibadah puasa dianjurkan untuk segera berbuka puasa.
Kiai Kamal mengaku telah mengambil sumpah 3 orang saksi yang melihat hilal pada Senin (29/8) kemarin di Pondok Pesantren Al Husainiah, Kampung Baru, Cakung, Jakarta Timur. "Ketiga saksi yang bersumpah melihat hilal tepat saat waktu Maghrib. Posisinya miring ke selatan dalam keadaan vertikal. Dengan durasi hilal 5 menit," kata Kiai Kamal kepada Republika, di Jakarta, Selasa (30/8).
Kiai Kamal menjelaskan, rukyat di Cakung dilakukan dengan tiga metode rukyat. Masing–masing, 4,35 derajat, 3 derajat, dan 2 derajat. Ketiga saksi dengan metode masing-masing mengaku melihat hilal.
Namun, petugas dari Pengadilan Agama Jakarta Timur yang berada di lokasi saat itu, enggan mengambil sumpah ketiga saksi yang telah melihat hilal. Bahkan, petugas tersebut meninggalkan tempat rukyat sebelum pengambilan sumpah.
Karena tidak ada yang mengambil sumpah, Kiai Kamal lalu diminta untuk mengambil sumpah ketiga saksi tersebut. Didamping Ketua Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab, dan Pimpinan Pondok Pesantrean Al Itqon, KH Mahfud Assirun.
"Ketiga saksi bersumpah, Demi Allah, melihat hilal tepat saat waktu Maghrib. Posisi hilal miring keselatan dalam keadaan vertikal. Dengan durasi hilal 5 menit," kata Kiai Kamal.
Hasil rukyat di Cakung sempat dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Ahmad Jauhari, di depan Sidang Isbat. Namun, kata Kiai Kamal, pemerintah menganggap hilal tidak mungkin dirukyat, karena posisinya di bawah ufuk. "Tapi kita yang merukyat, melihatnya di atas ufuk," ungkap Kamal.
Menurut Kamal, telah terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah dengan saksi yang melihat hilal. "Pemerintah berijtihad, kita juga berijtihad. Tapi, ijtihad pemerintah tidak bisa membatalkan ijtihad kita," kata Kamal menegaskan.
Karena itu, tim rukyat di Cakung, mengambil keputusan bahwa hari ini, Selasa (30/8), sudah masuk 1 Syawal 1432 Hijriah. "Bagi yang saat ini masih berpuasa dianjurkan untuk segera berbuka. Karena haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal," kata Kamal.
Kegiatan rukyat di Cakung, tepatnya di Pondok Pesantren Al Husainiah, Pimpinan KH Muhammad Syafi’I, sudah berlangsung selama 50 tahun. Rukyat di Cakung tidak hanya dilakukan setahun sekali menjelang Lebaran saja, tapi dilakukan setiap bulan untuk mencocokan dengan perhitungan hisab.
KH Muhammad Syafii sendiri mampu melakukan hisab rukyat dengan 11 cara. Pada rukyat Senin (29/8) kemarin, kesebelas cara itu digunakan. "Sembilan cara hisab menyatakan hilal di atas ufuk, hanya 2 cara hisab yang di bawah ufuk," kata Kiai Kamal. (republika/voa-khilafah.co.cc)
source : http://voa-khilafah.blogspot.com/
Kiai Kamal mengaku telah mengambil sumpah 3 orang saksi yang melihat hilal pada Senin (29/8) kemarin di Pondok Pesantren Al Husainiah, Kampung Baru, Cakung, Jakarta Timur. "Ketiga saksi yang bersumpah melihat hilal tepat saat waktu Maghrib. Posisinya miring ke selatan dalam keadaan vertikal. Dengan durasi hilal 5 menit," kata Kiai Kamal kepada Republika, di Jakarta, Selasa (30/8).
Kiai Kamal menjelaskan, rukyat di Cakung dilakukan dengan tiga metode rukyat. Masing–masing, 4,35 derajat, 3 derajat, dan 2 derajat. Ketiga saksi dengan metode masing-masing mengaku melihat hilal.
Namun, petugas dari Pengadilan Agama Jakarta Timur yang berada di lokasi saat itu, enggan mengambil sumpah ketiga saksi yang telah melihat hilal. Bahkan, petugas tersebut meninggalkan tempat rukyat sebelum pengambilan sumpah.
Karena tidak ada yang mengambil sumpah, Kiai Kamal lalu diminta untuk mengambil sumpah ketiga saksi tersebut. Didamping Ketua Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab, dan Pimpinan Pondok Pesantrean Al Itqon, KH Mahfud Assirun.
"Ketiga saksi bersumpah, Demi Allah, melihat hilal tepat saat waktu Maghrib. Posisi hilal miring keselatan dalam keadaan vertikal. Dengan durasi hilal 5 menit," kata Kiai Kamal.
Hasil rukyat di Cakung sempat dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Ahmad Jauhari, di depan Sidang Isbat. Namun, kata Kiai Kamal, pemerintah menganggap hilal tidak mungkin dirukyat, karena posisinya di bawah ufuk. "Tapi kita yang merukyat, melihatnya di atas ufuk," ungkap Kamal.
Menurut Kamal, telah terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah dengan saksi yang melihat hilal. "Pemerintah berijtihad, kita juga berijtihad. Tapi, ijtihad pemerintah tidak bisa membatalkan ijtihad kita," kata Kamal menegaskan.
Karena itu, tim rukyat di Cakung, mengambil keputusan bahwa hari ini, Selasa (30/8), sudah masuk 1 Syawal 1432 Hijriah. "Bagi yang saat ini masih berpuasa dianjurkan untuk segera berbuka. Karena haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal," kata Kamal.
Kegiatan rukyat di Cakung, tepatnya di Pondok Pesantren Al Husainiah, Pimpinan KH Muhammad Syafi’I, sudah berlangsung selama 50 tahun. Rukyat di Cakung tidak hanya dilakukan setahun sekali menjelang Lebaran saja, tapi dilakukan setiap bulan untuk mencocokan dengan perhitungan hisab.
KH Muhammad Syafii sendiri mampu melakukan hisab rukyat dengan 11 cara. Pada rukyat Senin (29/8) kemarin, kesebelas cara itu digunakan. "Sembilan cara hisab menyatakan hilal di atas ufuk, hanya 2 cara hisab yang di bawah ufuk," kata Kiai Kamal. (republika/voa-khilafah.co.cc)
source : http://voa-khilafah.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar