Tampilkan postingan dengan label Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Remaja. Tampilkan semua postingan

20 Batu Sandungan Ketika akan Menikah

Tulisan ini diambil dari sebuah buku yang berjudul "Aku Ingin Menikah, Tapi ..." Pengarang : Salman bin Shafir Abdullah Asy Syahri, Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsary,  Penerbit : At Tibyan - Solo
Disebutkan dalam buku tersebut bahwa ada 20 batu sandungan yang dapat menghalangi seseorang ketika hendak menikah, yaitu :
  1. Menyelesaikan studi
  2. Tingginya mahar
  3. Cacat
  4. Reputasi sebagai jejaka dan perawan
  5. Terlalu memilih milih pasangan
  6. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan
  7. Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda
  8. Menolak kawin dengan pria yang punya istri
  9. Pandangan sinis masyarakat
  10. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan oleh musuh musuh Islam
  11. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita
  12. Kemiskinan suami dan ketergantungannya
  13. Takut mengemban tanggung jawab
  14. Suka melancong ke luar negeri
  15. Kemandulan
  16. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour
  17. Taklid kepada orang lain
  18. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita
  19. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan untuk memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah ini
  20. Kondisi kesehatan

Dan berikut ini ringkasannya :

[Tingginya Mahar]

Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi untuk puterinya dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia jadikan pernikahan puterinya sebagai lahan mencari keuntungan dengan mematok mahar yang sangat tinggi kepada paralelaki yang datang meminangnya. Oleh karena itu, aku ingin bisikkan ke telinga orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin ini adalah buah hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam mengurus dirinya? Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang tinggi itu akan membuat umurnya terbuang percuma? Apalagi menunda nunda pernikahan dapat membuatnya terjangkit penyakit penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para perawan tua? Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami yang shalih, taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan puterimu sebagai barang dagangan untuk mengejar keuntungan materi, apalagi dengan mengorbankan kemaslahatannya. Janganlah sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar. Ketahuilah bahwa engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari tiada lagi berguna harta dan anak keturunan kecuali yang menemui Allah dengan membawa hati yang salim.

Sebab dan Akibat Masalah Keluarga

Anggota keluarga yang datang untuk konseling biasanya memerlukan bantuan karena krisis yang tidak dapat mereka tangani sendiri. Krisis tersebut dapat dilihat dari persamaan berikut ini:
abc=x
a = peristiwa atau situasi yang membuat stres
b = sumber-sumber kekuatan dalam keluarga
c = cara anggota keluarga memandang situasi yang terjadi
Secara bersama-sama, ketiga poin tersebut menentukan keseriusan krisis yang mereka alami, yaitu x.
Dari gambaran di atas, konseling keluarga akan mencakup:
  1. membantu anggota keluarga mengurangi stres/tekanan,
  2. memberikan cara bagaimana menangani krisis dengan lebih baik,
  3. menolong melihat situasi dari sudut pandang yang baru atau berbeda.
Pendekatan kepada setiap keluarga harus dilakukan secara berbeda- beda karena setiap tekanan yang dialami setiap keluarga adalah unik. Setiap keluarga juga mempunyai kemampuannya sendiri-sendiri dalam mempelajari ketrampilan baru untuk mengatasinya, karena masing- masing anggota keluarga mempunyai tingkat kematangan spiritual dan emosi yang berbeda.
Karena keunikan ini, maka tidak mudah merangkum penyebab-penyebab dari masalah keluarga dalam beberapa kalimat saja. Namun bagi kebanyakan keluarga, beberapa faktor di bawah ini adalah penyebab masalah keluarga yang seringkali timbul:
1. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.
Dalam usahanya untuk menghadapi masa transisi dan krisis, banyak keluarga mengalami kesulitan menangani karena kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan fleksibilitas untuk berubah. Menurut seorang konselor yang berpengalaman, keluarga yang mengalami kesulitan beradaptasi seringkali berkutat pada halangan-halangan yang ada dalam keluarga -- yaitu sikap dan tingkah laku yang manghambat fleksibilitas dan menghalangi penyesuaian kembali dengan situasi yang baru. Jenis halangan-halangan tersebut dapat muncul dengan tipe yang berbeda- beda:

Bentuklah Pribadimu

- Tahukah kamu apa yang bisa menjadikan hidupmu sukses?
- Tahukah kamu dasar setiap perbuatanmu?
- Sudahkah anda yakin pada seriap hal yang kamu lakukan?
- Maukah kamu menemukan tujuan hidup mu?
- Maukah kamu selalu berhasil ?
- Siapkah kamu menjadi orang dewasa ?
- Maukah kamu menjadi orang yang mndiri ?
- Taukah kamu bagaimana agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik ?
Berbagai pertanyaan kita ajukan ajukan kepada diri sendiri untuk mengetahui jawabannya. Nilai akhlak akan maembantu kamu untuk menemukan jari diri sendiri sebagai pribadi yang lebih terarah, bertujuan, mandiri, dan bertanggung jawab .
Bila kamu belum siap untuk hidup, bacalah artikel ini . Kamu akan terpukau betapa keberhasilan ini tersebar di setiap jalan yan ingin kamu lalui . Semuanya dengan satu rahasia : Nilai Akhlak
Saya yakin kalian semua sudah memasuki masa remaja alias masa akil baligh,maka kamu sudah harus bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan . Kamu tidak bisa lagi bertindak sembarangan alias bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu ,bisa-bisa membahayakan diri sendiri .
Setiap tindakan yang kamu lakukan akan membentuk diri mu. Karena itu , kamu harus serius memikirkan semuanya . Remaja, biasanya penuh semangat dan selalu ceria. Nah, semangat ini bila tidak diarahkan dan dikelola bisa membahayakan pembentukan diri dan membuat potensi mu kurang berkembang dengan baik .Yang terbaik adalah,kamu harus menemukan cara yang paling tepat untuk membentuk kepribadian yag paling eefektif untuk dirimu. Jangan sampai kamu salah langkah ,atau salah membentuk diri akhirnya itu akan berakibat kurang baik.
Menjadi Dewasa Itu Apa Sih?
Pasti kamu penasaran dengan jawabannya. Apa sih yang membedakan orang dewasa dan orang yang belum dewasa? Mengapa ada orang dewasa yang tidak dewasa sikapnya ? Apakah menjadi dewasa itu sulit ?Pasti banyak petanyaan yang muncul dalam otak mu mengenai masa dewasa yang sebentar lagi akan kamu jalani. Padahal menjalani masa remaja saja , kamu sudah pusing.

Tidak Merokok Tidak Gaul ???

Bener ga sih kalo rokok itu bisa merusak tubuh kita? Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa masih banyak orang yang gemar merokok. Bagi para remaja merokok adalah hal yang gaul. Kalo kamu ga ngerokok berarti ga gaul. Katanya sih gitu!!!! Bagi kalian para perokok aktif masikah anda bisa berfikir demikian setelah melihat dampak merokok?
 
Apa itu rokok?
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru - parutau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Menurut informasi yang ada berikut ini adalah perkembangan rokok di dunia. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Tiga zat utama yang ada pada rokok adalah Nikotin (terdapat pada daun tembakau), karbon monoksida [CO] (terdapat pada asap rokok) CO dapat menyerobot oksigen dalam tubuh sehingga jantung terpaksa bekerja lebih keras, Tar (komponen pada asap rokok) bahan ini dapat berasal dari daun tembakau ataupun dari zat yang ditambahkan pada tembakau saat pemrosesan. Tar bersifat Karsinogen yaitu dapat menyebabkan kanker.
Selain, berkontribusi merusak keseimbangan alam dengan gas hasil pembakaran tidak sempurnanya yaitu karbon monoksida (CO), mereka juga menularkan berbagai risiko kesehatan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah (perokok pasif). Apalagi perokok hanya menghirup 15% asapnya sedangkan 85% dihirup perokok pasif. Hasilnya, diperkirakan seorang perokok aktif dapat membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun (WHO, 2007). Jujur aja, saya tidak suka jika ada orang yang merokok didekat saya (maaf bagi para perokok), selain asap yang menyesakan dada asap rokok juga dapat mempengaruhi kesehatan saya.
Peningkatan harga dan cukai rokok akan memberi manfaat pada ekonomi dan kesehatan (berkurangnya konsumsi rokok). Tapi, fakta membuktikan cukai rokok di Indonesia tergolong rendah. Cukai rokok di Indonesia saat ini hanya 37% sedangkan Jepang (61%), China (40%), India (72%), Thailand (75%), Malaysia (49-57%), Philipina (64-49%), dan Vietnam (45%). Selain rendah, secara konsepsional peruntukkannya pun menyimpang. Cukai rokok Indonesia mengalir ke kas APBN untuk dana pembangunan, bukan untuk mengendalikan barang yang dikenai cukai, yaitu rokok. Hal ini menyimpang dari formula universal bahwa cukai adalah “pajak dosa” (sin tax), sehingga sekian persen dari cukai seharusnya dialokasikan untuk mengendalikan bahaya rokok (earmarking tax).
Banyak oramg yang masa bodo dengan kesehatannya, mereka mengganggap kalo udah waktunya mati ya mati. Tapi anggapan itu bisakah diubah? Bukankah kita diciptakan sebagai manusia diharapkan bisa menjaga semua pemberian Tuhan kepada kita?
""